Tenaga Kerja Ilegal Indonesia di Belanda

pekerja

Sumber : Radio Netherlands Worldwide
Oleh : Alfons Lasedu dan Inneke Kalangi

Tergiur oleh janji akan mendapat gaji yang tinggi, dipihak lain karena sulitnya mendapat pekerjaan di Indonesia, banyak orang Indonesia mencoba mengadu nasib di negeri orang. Ada yang bernasib baik dan mendapat pekerjaan yang layak, ada pula yang tertipu oleh pemasok atau agen tenaga kerja palsu sehingga banyak yang terpaksa bekerja secara ilegal demi memenuhi kebutuhan hidup.

Yang lebih menyedihkan lagi mereka mau bekerja apa saja, dalam situasi yang sangat mengenaskan, dengan gaji yang sangat rendah dan risiko ditangkap polisi, hanya untuk sekedar membayar kembali hutang piutang mereka di Indonesia.

Bagaimana nasib tenaga kerja ilegal tersebut setelah mengetahui mereka telah ditipu dan menghabiskan biaya begitu banyak?
Di studio 6 Radio Nederland di Hilversum, Fediya Andina berbincang-bincang dengan koordinator fungsi konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Bpk.Firdaus Dahlan dan salah satu pekerja ilegal Indonesia di Belanda, sebut saja Bpk.Hamto. Tiga orang pendengar Ranesi, Ibu Lartri di Yogyakarta, Bpk. Ahmadi seorang tenaga kerja Indonesia di Sabah Malaysia dan Ibu Rara Rahayu seorang tenaga kerja wanita di Taiwan ikut memberikan tanggapan mereka.

Ditipu agen

Banyak faktor yang mendesak orang Indonesia sampai bekerja di luar negeri. Yang paling ideal adalah keinginan mencari pengalaman di luar. Tetapi dalam prakteknya mereka tergiur oleh upah yang tinggi. Latar belakangnya adalah masalah perekonomian keluarga tetapi juga sulitnya mencari lapangan kerja di Indonesia.

Untuk mempermudah urusan surat bekerja maupun pengurusan dokumen pemberangkatan seperti paspor dan visa, sebagian besar orang-orang lebih memilih untuk meminta bantuan biro jasa atau agen tertentu. Karena ini merupakan jalur tercepat dan tidak berbelit-belit urusannya. Pak Hamto merupakan salah satu contohnya, menurutnya “yang penting bagi saya urusan paspor dan visa selesai, saya tinggal berangkat saja”.

Akan tetapi nasibnya kurang beruntung. Ia mau bekerja dengan baik sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ia dijanjikan pekerja di pabrik cokelat di Belanda dan apabila tidak betah bisa pindah ke perusahaan pertanian memetik buah-buahan. Motivasi yang paling memicu pak Hamto adalah janji agen tersebut bahwa ia akan mendapatkan upah sebesar 50 Euro sehari.

Seperti biro jasa lainnya, Pak Hamto dikenakan biaya. Ia meminjam uang sebesar Rp 30.000.000,- Biaya yang diminta oleh agen – yang ternyata gelap, sangat bervariasi, dari Rp 40.000.000,- sampai Rp 60.000.000,-
Pak Hamto berangkat ke Belanda dengan 7 orang lainnya, 6 laki-laki dan 2 perempuan. Begitu tiba di bandara Schipol-Amsterdam, mereka akan dijemput dan urusan ijin kerja akan segera diurus, demikian janji agen. Tapi tak seorang pun muncul dari pihak agen tersebut. Mereka semua akhirnya memutuskan untuk tinggal sementara di sebuah hotel di Rotterdam dan berharap akan ada kontak lebih lanjut dari agen itu.

Setelah seminggu lamanya tidak ada kabar, akhirnya mereka sadar kalau telah ditipu. Ada beberapa dari mereka yang langsung pulang ke Indonesia, tetapi ada juga yang tetap tinggal, termasuk Pak Hamto sendiri.

Pengalaman

“Mengapa uang yang dipinjam ( sebesar Rp 30.000.000,-) tidak dijadikan modal berwiraswasta saja di Indonesia?” tanya ibu Lartri seorang pendengar Ranesi di Yogyakarta. Pak Hamto sebenarnya sudah mencoba berwiraswasta di Indonesia namun gagal. Ia sudah tinggal 2 tahun di Belanda karena terpaksa untuk membayar kembali utang dan membiayai hidup keluarganya di Indonesia. Apabila semua urusan utang piutang selesai dan terkumpul dana yang cukup, ia akan kembali ke Indonesia.

Suatu hari ada pemeriksaan bom di Rotterdam. Semua penumpang tram disuruh turun. Semua tas dan jaket diperiksa oleh polisi. Pak Hamto panik dan ketakutan. Namun ia bisa benafas lega karena akhirnya ia diperbolehkan pergi. Polisi tidak memeriksa kartu identitas.
Lain dengan pengalaman Pak Ahmadi yang bekerja di Sabah, Malaysia. “Paspor diurus di Nunukan. Kemudian berangkat ke Sabah.

Sesampainya di Sabah, harus cari sendiri pekerjaan. Kalau tidak mendapat pekerjaan, harus kembali ke Nunukan dalam waktu satu bulan, tetapi ada juga yang hanya diberi waktu satu minggu saja. Jadi mereka masuk kembali ke Sabah setelah satu bulan. Namun ada juga di antara mereka yang nekad untuk tinggal dan bekerja secara ilegal di Sabah”.
Kesulitan bahasa
Penguasaan bahasa untuk berkomunikasi merupakan hal yang paling sering ditemui oleh pekerja Indonesia di luar negeri. Pak Hamto punya banyak akal “karena saya mempunyai masalah dengan bahasa, jadi setiap kali saya bekerja saya selalu membawa kamus sekalian belajar sendiri.”
Walaupun demikian penguasaan bahasa tetap sangat penting menurut ibu Rara Rahayu di Kaoshiung Taiwan, “Sebenarnya ada konseling dari Taiwan, tetapi karena keterbatasan bahasa saya, jadi saya tidak bisa menceritakan dan menyelesaikan suatu masalah dengan mereka”.

KBRI

Sebagai perwakilan resmi pemerintah Republik Indonesia, KBRI bertugas memberikan perlindungan dan bantuan kepada warga negaranya di luar negeri. Tetapi masalahnya, demikian bapak Firdaus Dahlan, “tidak semua WNI di luar negeri melapor ke KBRI setempat, sehingga KBRI kesulitan menghubungi mereka”.

Cara paling mudah adalah menghubungi konsulat atau perwakilan Indonesia yang terdekat. Di Taiwan, karena Jakarta tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Taipeh maka ibu Rara Rahayu: “Saya bisa melaporkan ke Kamar Dagang Ekonomi Indonesia ( KDI)”.
Permasalahan yang dihadapi oleh warga Indonesia di luar negeri beraneka ragam. Untuk permasalahan tenaga kerja ilegal Indonesia, pihak perwakilan Indonesia tidak bisa membantu banyak. Karena keterbatasan staf, sementara jumlah mereka begitu banyak.

Mereka datang hanya dengan menggunakan visa turis. Sulit bagi KBRI untuk menjangkau mereka. “Saya merasa prihatin dengan para tenaga kerja Indonesia yang berniat baik untuk bekerja di luar negeri tapi tertipu oleh agen yang tidak jelas sehingga mereka ada yang terkantung-kantung dan tidak memperoleh pekerjaan yang dijanjikan.

Apabila ada orang Indonesia ilegal dan diketahui oleh polisi Belanda, menurut aturan Belanda yang berlaku para pekerja ini bisa dipulangkan ke Indonesia. Jadi pihak Indonesia hanya memantau proses pemulangannya tersebut agar berlangsung dengan baik. Dan apabila dalam proses tersebut terlihat pelanggaran hak asasi manusia, maka pihak Indonesia akan turun tangan secara langsung. Tutur Bpk.Firdaus Dahlan.

Menyoroti masalah tenaga kerja ilegal di Belanda ini, pihak KBRI tidak bisa banyak membantu, karena hal ini menjadi wewenang pemerintah Belanda sendiri.

Himbauan

Bapak Firdaus pun menghimbau kepada seluruh warga negara Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri seperti Belanda ini ” kalau ingin ke luar negeri dengan tujuan menjadi tenaga kerja, hendaknya orang tersebut memeriksa terlebih dahulu secara teliti mengenai ijin kerja dan ijin tinggalnya dari pemerintah Belanda, jangan mudah tertipu oleh agen perorangan yang diikuti dengan janji yang muluk.” Selain itu setiap orang Indonesia yang berkunjung ke Belanda, diharapkan agar selalu melapor ke KBRI sehingga mereka bisa dipantau keberadaannya dan bisa dibantu apabila mereka mendapatkan kesulitan.

14 Komentar (+add yours?)

  1. tiya
    Apr 19, 2009 @ 21:13:37

    Memang biasanya teori itu tidaklah segampang dengan kenyataan yang ada.Coba untuk mempermudah,tolong diberikan alamat atau no telephone agent2 yang bisa kami percaya untuk bisa bekerja di belanda ataupun america dsb?.Terima kasih

  2. Robert Buulolo
    Apr 23, 2009 @ 15:28:51

    Wah benar sekali bahwa banyak orang Indonesia ditipu oleh orang Indonesia untuk dijadikan sapi perah dengan dalih mau menolong sesama untuk mencarikan pekerjaan di negeri orang. Impian semua orang untuk menjadi hidup sejahterah adalah cita-cita semua orang baik dari golongan miskin maupun kaya, golongan bawah, menengah dan atas, hanya masalahnya tidak semuanya mulus seperti perkiraan sebelumnya dalam hal ini.
    Salah satu dilema sebenarnya karena kurang koordinasi dan perhatian pemerintah daerah baik dari department kerja, dan aparat keoplisian untuk mengkaji sejauhmana opsi yang untuk calon pekerja dengan informasi yang bisa dipercaya, misalnya mungkin bupati dan humasnya memberikan informasi di balai desa dan DPRD mengkaji status hukum yang bisa digunakan untuk maling yang berkeliaran. Sayangnya hal ini tidak bisa dilakukan karena semua aparat terkait seperti Bupati dan Humasnya, Ketua DPRD and anggotanya diikuti dengan Aparat keamanan semua masuk dalam kategori “Quo” dan anggota maling semua, jadi fungsi hukum dan info untuk masyarakat tidak kuat dan sangat lemah ibarat seokor sapi betina yang sedang melahirkan hanya bisa tidur didalam kandangnya.

    Hallo Lena
    Salam dari Om Robert

  3. Lena Lase
    Apr 24, 2009 @ 07:50:58

    Hallo Om Robert,

    Senang sekali Om ikut bergabung disini. Memang benar semua apa yang Om utarakan diatas. Siapa sih yang tidak mau hidupnya makmur, sampai bela2in menjual tanah atau berutang puluhan juta demi mencari kerja di luar negeri. Tapi kenapa ya orang tega2nya menipu sesamanya sendiri. Bukankah itu yang dinamakan mencari KEBAHAGIAAN DIATAS PENDERITAAN ORANG LAIN…………..

    Bagaimana rakyat bisa jujur, bila pemerintah sendiri tidak jujur pada rakyatnya. Jadi supaya kita jangan sampai tertipu, dari kita sendirilah yang harus lebih waspada dan tidak gampang tergiur dengan janji2 gaji di luar negeri. Banyak sudah pengalaman orang lain yang kita dengar lewat media apa saja, dan itu sudah cukup bagi kita untuk lebih berhati- hati. Kecuali kalau anda punya kenalan/keluarga di negara tujuan kerja , tentu anda bisa minta tolong untuk mencari kebenaran tempat kerja yang di janjikan oleh agen2 di Indonesia.

    Buat Tiya No 1 : ada baiknya mencari kerja di luar negeri melalui departemet kerja. Saya rasa di sana mereka lebih bertanggung jawab bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di tempat kerja anda. Kalau Agen2 banyak yang sudah masuk ke BLACKLIST. Beberapa diantaranya (sumber : Bincang Profesi.com )

    PT Yutaka Alam Segoro (YAS) Tanjung Priok Jakarta Utara
    PT elkarim makmur sentosa
    PT SMP Daerah Cengkareng apt city resort
    PT BJA Harco Mangga 2
    PT Andalas Poris Garden
    PT PERWITA NUSARAYA cabang Bandung

    Jadi bagi anda yang ingin mencari kerja di luar negeri jangan sampai memakai agen2 di atas, itu hanya beberapa dan masih banyak agen yang sudah terdaftar di Blacklist. Tapi ada baiknya bila anda punya modal yang besar lebih baik berwiraswasta untuk membuka usaha sendiri walau kecil2an dari pada terbuang ke ticket dan agen yang belum tentu benar, belum lagi harus meninggalkan istri dan anak2………kecuali kalau anda masih bujang boleh2 saja buat mencari pengalaman di luar negeri………

    Semoga bermanfaat
    Salam hangat
    Lena Lase

  4. Ferry
    Jul 13, 2009 @ 04:46:37

    Setelah saya baca ternyata bahaya juga ya kalo kita bener2 berangkat dengan spekulasi yang tinggi…
    Iya kalo kita bener2 dapet kerjaan..itu juga tetep waswas..

    Saya memang ada rencana ingin berangkat kesana, cuman boleh ga saya dapat informasi agen-agen yang bener2 bisa mempertanggungjawabkannya..

    teimakasih, salam

  5. nadia
    Jun 22, 2010 @ 12:31:29

    apa boleh saya minta alamat agen resmi untuk bekerja di belanda???yang tidak menipu??tolong di bantu,trims

  6. irsta marina
    Des 23, 2010 @ 01:03:10

    Saya ingin kerja di luar negeri khususnya di Belanda the beautiful country, tolong hubungi saya alamat agen resmi dan no telepon untuk bekerja di Belanda, dan syarat2nya apa ??? bisa gak potong gaji ya???

  7. nova okta rizal
    Des 24, 2010 @ 12:40:30

    sy sngat berminat bekerja keluar negeri khususnya belanda,tolong dong minta informasi tentang alamat dan no telpon agency yg resmi.

  8. bandrexz flava
    Jun 06, 2011 @ 09:14:44

    buat nadia dan irsta slm kenal…ni aq bandrexz.
    Aq lg ikut job di canada,tp aq lg bayar DP 5jt tok,krna aq dah knal ma yg punya,,wlpn bgtu aq tetep antisipasi……aq bakal lanjut jika temenq yg udah ikut di pemberangkatan pertama bsk bulan juni visa turun brngkat……….
    Jadi ntr kalo trnyata ad trouble,DP gak hilang….
    Job canada di restoran,hotel dan pengalengan
    Temenq ikut yg pengalengan,dijamin…
    VISA KERJA resmi,krna ada sponsor lngsung dr perusahaan di canada,ada MOU,LMO,….
    Gaji 26jt tnpa overtime,ni temenq dah ttd kontrak.
    Kalo lancar aq bakal nyusul 2bln lagi,nunggu temenq brngkat dl,alias buat percobaan haha….
    Biaya total 70jt……dp 5jt..
    Kalo kalian minat ntr malah kita isa brngkt bareng…..
    Call me ato sms di(andri)… 085647140084.
    Ni buat yg serius
    Buruan,i’ll waiting for your call…..dont let me wait for a long time……because we have’nt a much time….

  9. Gold Stiletto Heels
    Jul 01, 2013 @ 01:05:31

    Sweet blog! I found it while surfing around on Yahoo News.
    Do you have any suggestions on how to get listed in Yahoo News?
    I’ve been trying for a while but I never seem to get there! Appreciate it

  10. Soaked Cunt
    Jul 11, 2013 @ 00:44:50

    Hello! I know this is somewhat off topic but I was wondering which blog platform are you using for this website?
    I’m getting sick and tired of WordPress because I’ve had problems with hackers
    and I’m looking at alternatives for another platform. I would be fantastic if you could point me in the direction of a good platform.

  11. japan-fishing.net
    Jul 11, 2013 @ 10:19:38

    I know this if off topic but I’m looking into starting my own weblog and was curious what all is needed to get setup? I’m assuming having
    a blog like yours would cost a pretty penny? I’m not very internet smart so I’m not 100% positive.

    Any tips or advice would be greatly appreciated. Kudos

  12. Frauen Arschgrotte Bilder
    Jul 11, 2013 @ 17:48:28

    That is a bit Offtopic, but i thought you could possibly give me some advice.
    With regards to registering and hosting a domain name, I’m not sure what I have to do. A. Should I register and host at the same place? Or B. Should I register my domain name with one company and host it with another? I would would rather do A, but therein lies my difficulty. I want to register my domain name with NameCheap, since I like their rates. However, I don’t want to host my site using them.

    What would be your choice?

  13. Blond Women
    Jul 11, 2013 @ 18:53:04

    With havin so much content do you ever run into any
    issues of plagorism or copyright violation? My blog has a lot of unique content
    I’ve either written myself or outsourced but it appears a lot of it is popping it up all over the web without my agreement. Do you know any solutions to help prevent content from being stolen? I’d really appreciate it.

  14. Pool Ladies
    Jul 12, 2013 @ 00:28:04

    Hello there! I could have sworn I’ve been to this site before but after browsing through some of the post I realized it’s new
    to me. Anyways, I’m definitely delighted I found it and I’ll be book-marking and checking back frequently!

Tinggalkan komentar